10 Nov 2020

Lakukan 7 Jenis Pemeriksaan Ini Saat Mempersiapkan Kehamilan!

Setelah menikah, memiliki momongan tentu menjadi impian setiap pasangan. Jika saat ini kamu sedang menjalani program hamil, ada baiknya melakukan jenis – jenis pemeriksaan berikut untuk mensukseskannya:


1. Pemeriksaan dasar

Mulai dari riwayat penyakit keluarga, penelusuran gaya hidup & eliminasi kebiasaan buruk seperti merokok, konsumsi alkohol dan narkoba, serta penyesuaian berat badan sesuai Body Mass Index (BMI).

2. Pap smear

Dilakukan untuk mendeteksi virus HPV yang dapat mengakibatkan kanker serviks atau penyakit menular seksual lainnya. Pap smear mengambil dan memeriksa sampel dari dalam vagina untuk mendeteksi keberadaan sel abnormal di dalamnya. 

3. TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya keempat virus tersebut pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan untuk mencegah komplikasi pada janin. Dilakukan melalu pengambilan sampel darah dan pemeriksaan melalui laboratorium.

4. Pemeriksaan darah

Meliputi hemoglobin, leukosit, kolesterol, gula darah, hepatitis B, sifilis, HIV, hingga pemeriksaan genetika (DNA) perlu dilakukan untuk mendeteksi kelainan bawaan pada suami istri. Jika salah satunya mengidap penyakit genetik tertentu, maka risiko pada kehamilan dan janin dapat dihindari. 

5. Tekanan darah

Untuk mengidentifikasi kemungkinan tekanan darah tinggi & rendah yang dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan.

6. Pemeriksaan organ reproduksi

Meliputi USG (ultrasonografi) yang bertujuan untuk melihat kondisi rahim, indung telur, saluran telur dan adanya massa (tumor) kandungan seperti kista, mioma, polip dan sebagainya; HSG (histerosalpingografi) dan SIS (Tes histerografi) dapat dilakukan meskipun bukan sebagai pemeriksaan rutin. Meskipun tidak rutin namun pemeriksaan ini sangat penting untuk menilai kondisi di dalam rahim dan fungsi saluran tuba.

7. Tes fungsi tiroid

Kekurangan atau kelebihan hormon tiroid dapat mengganggu pertumbuhan janin. Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan otak dan sistem saraf bayi. Bayangkan saja, selama trimester pertama, janin bergantung pada suplai hormon tiroid yang berasal dari plasenta. Pemeriksaan dilakukan dengan pengambilan sampel darah. 


Selain itu, berfokuslah pada langkah - langkah berikut:


1. Mendeteksi masa subur

Sebagian besar wanita akan mengalami masa subur sekitar 6 hari dalam setiap bulan yang terbagi menjadi dua fase: 5 hari sebelum ovulasi dan 1 hari saat ovulasi. Saat masa subur tiba, tubuh akan mengalami perubahan diantaranya mengalami kenaikan suhu basal, lendir serviks bertambah secara kuantitas, serta payudara terasa lebih nyeri. (Baca juga: Mengetahui Lonjakan Luteinizing Hormon (LH) Dengan Testpack Masa Subur). 


2. Berhubungan intim selama masa subur

Seperti dilansir dari Babycenter, aktivitas ini sangat disarankan untuk keberhasilan program hamil karena di saat masa subur inilah, indung telur akan melepaskan sel telur dengan baik (terjadi selama 12-24 jam); menjadi kesempatan bagi sel sperma untuk melakukan pembuahan sehingga kesempatan untuk hamil meningkat. Anda bisa cek masa subur dengan Ovutest secara mandiri di rumah.


3. Posisi saat bercinta yang disarankan: Missionary

Posisi wanita yang telentang dapat meningkatkan kemungkinan sel sperma untuk melakukan pembuahan sekaligus mencegahnya tumpah ke luar.


4. Terapkan gaya hidup sehat

Selain olahraga, memenuhi cakupan nutrisi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesuburan seperti asam folat juga disarankan. Tahukah kamu bahwa pada wanita, asam folat dapat membantu memelihara kesehatan dan fungsi indung telur (ovarium), mendukung proses pembuahan dan pembentukan janin, serta menjaga kesehatan kandungan? Sumber makanan yang mengandung asam folat diantaranya sayuran berdaun hijau, biji – bijian, kacang – kacangan, hati sapi, telur, serta susu rendah lemak. 


5. Menghentikan alat kontrasepsi

Tubuh memerlukan waktu untuk mengembalikan siklus hormon setelah menggunakan berbagai jenis alat kontrasepsi. Umumnya, tingkat kesuburan akan mulai berangsur pulih selama 3 – 12 bulan setelah kamu berhenti menggunakan KB yang ditandai dengan mulai kembalinya siklus menstruasi secara bertahap.

Back to Top